-->

Amil-amil Nawashib dan Pembagiannya dalam Bahasa Arab

Pengertian Amil Nawashib

Bagi anda yang sedang belajar Bahasa Arab pasti pernah mendengar amil nawashib. Apa sih maksud amil nawashib itu?. Secara bahasa, kata amil berarti “faktor” sedangkan nawashib “yang ber-i’rab nashab” jadi maksud dari amil nawashib adalah faktor-faktor yang membuat i’rab suatu kalimat menjadi nashab.

Sedangkan pengertian amil nawashib yang dimaksud dalam ilmu nahwu ialah faktor-faktor (amil) yang menashabkan fi’il mudhari. Benar, pada artikel sebelumnya telah kami tuliskan bahwa fi'il itu terbagi tiga macam, yaitu fi'il madhi, fi'il mudhari', dan fi'il amar. Fi'il madhi dan fi'il amr tidaklah dimasuki amil-amil sebab keduanya di-mabni-kan, sedangkan fi'il mudhari' adalah mu'rab apabila tidak bertemu langsung dengan nun inats dan nun taukid pada ujungnya.

Amil-amil Nawashib dan Pembagiannya dalam Bahasa Arab

Juga telah dikemukakan bahwa fi'il itu dapat memasuki tiga macam jenis i'rab, yaitu, i'rab rafa', nashab, dan jazm baik dengan memakai harkat maupun dengan huruf. Selain itu kita juga mesti tahu bahwa i'rab khusus untuk fi'il mudhari' adalah di-rafa'-kan selamanya bila tidak ada amil yang me-nashab-kan atau men-jazm-kan. Nah sampai disini, saya rasa teman-teman sudah faham apa itu amil-amil nawashib. Yup, amil nawashib ini faktor-faktor yang merubah kedudukan fi'il mudhari' dari rafa' menjadi nashab. Amil-amil yang men-jazm-kan akan kami jelaskan pada artikel selanjutnya. Oke, karena kalian sudah faham apa itu amil-amil nawashib, sekarang saatnya kami menjelaskan pembagian amil-amil nawashib ini.

Pembagian Awamil Nawashib

Amil-amil nawashib yang me-nashab-kan fi'il mudhari' ada dua bagian, yaitu:
  • Bagian yang me-nashab-kan dengan sendirinya.
  • Bagian yang me-nashab-kan dengan an yang ditakdirkan (disembunyikan) sesudahnya.
1. Bagian yang me-nashab-kan dengan sendirinya.
Bagian yang pertama ini terbagi ke dalam empat jenis, yaitu:
  • An, bila tidak didahului oleh lafazh عَلِمَ dan ظَنَّ
Contohnya: 
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu". (Annisa:28).

وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ
"Dan berpuasa lebih baik bagimu". (al-Baqarah:184).

Namun, jika an didahului oleh عَلِمَ,  contohnya:

عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ
"Dia mengetahui bahwa akan ada... (al-Muzzammil:20).

Huruf an merupakan bentuk ringan (takhfif) dari anna dan isim-nya dhamir sya'n yang dibuang. Bentuk lengkapnya adalah عَلِمَ أَنَّهُ سَيَكُونُ = Dia mengetahui bahwa akan ada...

Maka harkat dari fi'il mudhari'-nya tidak berubah atau tetap rafa'. ia dan fa'il-nya menjadi khabar-nya (anna), sebagaimana telah dijelaskan pada artikel tentang Inna dan Saudara-saudaranya

Apabila an didahului oleh ظَنَّ, maka ada dua model, contoh:
وَحَسِبُوا أَلَّا تَكُونَ فِتْنَةٌ
"Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun". (al-maidah:71).

Boleh dibaca nashab dalam qiraah sab'ah berdasarkan asumsi bahwa an dianggap sebagai huruf yang me-nashab-kan fi'il mudhari', Juga boleh dibaca rafa' berdasarkan gambaran karena an dianggap sebagai bentuk takhfif dari anna yang di-tasydid-kan.
  • Lan
Contoh:
لَنْ نَبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ
"Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini". (Thaha:91).
  • Kai Mashdariyyah (yang di-takwil mashdar), yaitu yang didahului oleh lam ta'liliyyah, baik secara lafazh maupun taqdir
Secara lafazh, seperti:
لِكَيْلَا تَأْسَوْا
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita". (al-hadid:23).

atau secara perkiraan (taqdir), seperti:
جِئْتُكَ كَيْ تُكْرِمُنِيْ = Aku datang kepadamu supaya kamu menghormatiku.

Apabila tidak diperkirakan mengandung makna lam, maka yang men-jar-kannya adalah kai, sedangkan fi'il mudhari'-nya di-nashab-kan oleh an yang di sembunyikan sesudahnya secara wajib. Contohnya: جِئْتُكَ كِيْ تُكْرِمُنِيْ , taqdir-nya adalah جِئْتُكَ كِيْ أَنْ تُكْرِمَنِيْ . Dan boleh dengan memakai lam ta'liliyah, contoh: جِئْتُكَ كِيْ لِتُكْرِمَنِيْ
  • Idzan, dengan syarat sebagai berikut:
  1. Jika diletakkan pada permulaan kalam
  2. Hendaknya fi'il mudhari' yang sesudahnya bermakna mustaqbal (akan datang).
  3. Hendaknya tidak ada pemisah antara idzan dan fi'il yang di-nashab-kannya, atau terpisahkan di antara keduanya oleh huruf qasam (sumpah) atau oleh laa nafiyah.
Contoh:
إِذَنْ أُكْرِمَكَ = Kalau begitu aku akan menghormatimu

atau
إِذَنْ وَاللهِ أُكْرِمَكَ = Kalau begitu, demi Allah, aku akan menghormatimu.

atau
إِذَنْ لاَأُخِيْبَكَ = Kalau begitu, aku tidak akan merugikanmu.

Contoh-contoh di atas sebagai jawaban bagi orang yang mengatakan:

Idzan juga dinamakan huruf jawab atau jazaa.

Bersambung....
loading...

0 Response to "Amil-amil Nawashib dan Pembagiannya dalam Bahasa Arab"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel