-->

Munada yang Dimudhafkan Kepada Ya Mutakallim

Munada yang Dimudhafkan Kepada Ya Mutakallim


Apabila Munada yang shahih akhirnya dimudhafkan kepada ya mutakallim, boleh dibaca enam segi bacaan, yaitu:

1. Ya mutakallim dibuang dan cukup dengan harakat kasrah sebagai tanda keberadaannya.
Contohnya seperti firman Allah:

يَا عِبَادِ = Hai hamba-hamba-Ku (az-Zumar: 16)
يَا قَوْمِ = Hai kaumku (Yunus: 71).

Bacaan tersebut adalah bacaan yang paling banyak digunakan.

2. Menetapkan ya mutakallim dalam keadaan sukun.
Seperti:

يَا عِبَادِيْ = Hai hamba-hamba-Ku (az-Zhukruf: 16)

Bacaan ini masih kalah dari bacaan yang pertama dalam hal pemakaiannya.

3. Menetapkan ya mutakallim seraya menyandang harakat fathah.
Seperti firman Allah ta'ala:

يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ اَسْرَفُوْا = Hai hamba-hambaku yang melampaui batas (az-Zumar: 53)

4. harakat kasrah diganti menjadi fathah dan ya mutakallim diganti menjadi alif.
Seperti:

يَا حَسْرَتَا = Amat besar penyesalanku >>>> Bentuk asalnya adalah يَا حَسْرَتِيْ

5. Harakat alifnya dibuang dan cukup hanya dengan harakat fathah yang menunjukkan keberadaannya
Seperti:

يَا غُلَامَ = Hai pelayanku

6. Harakat alifnya dibuang dan di dhammahkan huruf yang semula dikasrahkan.
Seperti perkataan sebagian orang Arab:

 يَا أُمُّ لاَ تَفْعَلِيْ = Hai Ibu, jangan lah engkau berbuat sesuatu

Dengan memakai dhammah pada huruf mimnya.
Seperti firman Allah

ربِّ السِّجْنُ = Wahai Rabbku, penjara (Yusuf: 33)

Dapat dibaca dengan memakai dhammah huruf ba-nya sehingga menjadi: ربُّ السِّجْنُ , tetapi bacaan ini lemah sekali.

Munada yang Dimudhafkan Kepada Ya Mutakallim

Mengidhafahkan Lafazh Abun dan Ummun Kepada Ya Mutakallim


Apabila munada yang diidhafahkan kepada ya mutakallim itu lafazh أَبٌ dan أُمٌّ, maka boleh dibaca dengan empat segi bacaan lainnya disamping enam segi bacaan tadi, yaitu:

1. Mengganti ya mutakallim dengan huruf ta yang dikasrahkan.
Seperti firman Allah:

يَا أَبَتِ = Hai Ayahku (Yusuf: 4)
يَا أُمَّتِ = Hai Ibuku

Demikian itu menurut qiraah sab'ah selain Ibn Amir pada lafazh يَا أَبَتِ 

2. Difatahkan huruf ta'nya
Qirah Ibn Amir membacanya demikian, jadi lafazh يَا أَبَتِ، َا أُمَّتِ dibaca يَا أَبَتَ، َا أُمَّتَ 

3. Dibaca يَا أَبَتَا dengan memakai ta dan alif. Demikian itu jarang dibaca.

4. Dibaca يَا أَبَتِيْ dengan memakai ya. 
Apabila munada dimudhafkan kepada lafazh yang dimudhafkan kepada ya mutakallim seperti: يَا غُلَامَ غُلَامِيْ = Hai pelayan-pelayanku. Maka tidak boleh dibaca demikian kecuali ya-nya harus ditetapkan sebagai fathah atau sukun.

Kecuali apabila pada lafazh اِبْنُ عَمٍّ dan اِبْنُ أُمٍّ , barulah dibaca empat segi bacaan, yaitu:

1. Ya mutakallimnya dibuang, dan huruf mimnya dikasrahkan.
Seperti: يَابْنَ أُمِّ 

2. Boleh huruf mimnya difathahkan.
Seperti يَابْنَ أُمَّ kedua cara ini dibaca dalam qiraah sab'ah pada firman Allah ta'ala:

يَابْنَؤُمَّ = Hai putra Ibuku (Thaha: 94)

3. Boleh ya mutakallim ditetapkan keberadaannya.
Seperti perkataan seorang penyair

يَابْنَ أُمِّيْ وَيَا شَقِيْقَ نَفْسِيْ * أنْتَ خَلَفْتَنِيْ لِدَهْرٍ شَدِيْدٍ 
Hai anak Ibuku, dan hai saudara kandungku! Engkau telah menggantikan daku untuk waktu yang lama.

4. Boleh huruf ya diganti dengan alif.
Seperti perkataan seorang penyair berikut:

يَابْنَتَ عَمَّا لاَتَلُوْمِيْ وَاهْجَعِيْ * فَلَيْسَ يَخْلُوْمِنْكِ يَوْمًا مَضْجَعِيْ
Hai putri pamanku! janganlah engkau mencelaku. Tidurlah pada malam hari! Tempat tidurku janganlah kosong seharipun darimu.

Bentuk asal lafazh يَابْنَتَ عَمَّا ialah يَابْنَتَ عَمِّيْ .

Terimakasih telah membaca artikel tentang Munada yang Dimudhafkan Kepada Ya Mutakallim, semoga bermanfaat!
loading...

0 Response to "Munada yang Dimudhafkan Kepada Ya Mutakallim"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel